Why Honey Tastes Different?

Have you ever noticed how honey doesn’t always taste the same? Sometimes it’s a touch tart, other times sweet like spun sugar, with hints of vanilla or even bitterness. This incredible variety isn’t magic, it’s a beautiful symphony of nature and the tireless work of bees at the Origin.

Just like us, bees have preferences. In the honey world, this translates to two main types:

Monofloral: such as our Watu Honey Origin Merapi, is crafted by bees diligently collecting nectar from predominantly one type of flower, such as the calliandra flower. This focused gathering process imbues the honey with a more pronounced taste profile, characterized by buttery notes, delicate florals, and a delightful sweetness.

Multifloral: exemplified by our Watu Honey Origin Luwu, offers a diverse flavor experience. Crafted from the nectar of various flowers, each contributing its unique essence, this honey showcases a delightful complexity. With a nuanced taste profile, our Watu Honey Luwu tantalizes the palate with hints of sourness complemented by subtle bitterness, creating a harmonious balance that captivates the senses

But that’s not all! Seasonal changes also play a role. Spring blooms yield lighter, brighter flavors, while summer’s bounty creates richer, bolder notes. Even subtle variations in soil conditions can influence the taste, adding unique mineral nuances.

 

Finally, processing methods play a part. Raw honey retains the full spectrum of natural flavors, while pasteurized honey may have a milder taste. At Talasi, we filter our honey to remove impurities, ensuring that every jar is filled with nothing but the pure essence of the finest honey from the origin.

 

So, the next time you savor a spoonful of honey, remember: it’s a journey in a jar! What fascinating flavors will you discover in your next spoonful?

Select an available coupon below

Bagaimana saya bisa berkontribusi? Bagaimana kita menciptakan mata pencaharian yang lebih baik? Bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan memberi nilai lebih bagi kehidupan mereka. Ini adalah panggilan tujuan saya dan saya telah menghabiskan masa dewasa saya didalam bisnis untuk menambah nilai sumber daya alam Indonesia. 

Setelah beberapa hari di Sumba, saya mendapatkan energi kembali dan merasakan dorongan untuk memulai perjalanan baru. Usaha baru ini akan berbeda. Kali ini saya bermaksud untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada petani dalam menciptakan rantai berkelanjutan yang dapat memberikan nilai dan dampak pada kehidupan mereka. Dan saya beri nama perusahaan ini Talasi yang dalam bahasa sansekerta menggambarkan pohon yang selalu berbunga, berbuah dan daun baru, serta beraroma manis atau cornflower di Amerika Latin.

Talasi adalah tentang mengeksplorasi dan menemukan potensi dalam ketidakjelasan. Talasi adalah tentang menyiapkan dan beroperasi pada Origin itu. Talasi adalah tentang bekerja dengan komunitas, memberi mereka pengetahuan, keterampilan, dan alat. Berinvestasi di tingkat akar rumput dan menghubungkan rantai untuk melestarikan dan memelihara alam sambil meningkatkan mata pencaharian. Dengan tujuan akhir untuk pemberdayaan masyarakat lokal.

Dengan terciptanya merek premium kami, Watu dan Toye di seluruh produk makanan dan bahan alami, setiap orang dapat menjadi bagian dari visi ini dengan setiap pembelian untuk mendukung nilai dan misi yang sama untuk memberdayakan komunitas akar rumput.

Kami akan segera melengkapi fasilitas kami dan retret di Sumba yang saat ini sedang memanggang kacang mete Watu kami. Dan Retret Batukaru Talasi, Bali dibuka awal tahun ini dengan Flores berikutnya.

Saya sangat senang dengan masa depan untuk "The Origin" dan saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan undangan pribadi saya yang sederhana kepada setiap orang yang Anda kunjungi untuk mengunjungi kami dan "Experience Talasi".

Mari temukan the Origin,
Alisjahbana Haliman
Pendiri